September 28, 2023, 18:54 WIB
Last Updated 2023-09-28T11:54:45Z
Tradisi

Kemeriahan Maulid Tradisional di Belitang Mengandung Makna Yang Sakral

Advertisement

Suasana potong rambut saat pelaksanaan maulid

 PENAKHATULISTIWA.ID (SEKADAU) - Masyarakat Desa Belitang Satu Kecamatan Belitang Kabupaten Sekadau Berbondong-bondong ke Masjid Untuk Merayakan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW . kamis (28/09/2023 ) 


Mejak mulai berkumpul ba'da subuh sambil membawa hidangan berupa Nasi lengkap dengan lauk dan sayur, kue-kue dan bunga telur berhiaskan uang.


Fakta  yang menarik dari kegiatan di Belitang Satu ini adalah masyarakat masih menjaga dengan lestari adat tradisi perayaan maulid tradisional, dimana sejak Mulai sebelum jam 07.00 pagi, para penyair handal  telah melantunkan bacaan maulid Al-Barzanji, dari maqro' sholawat pertama sampai terakhir.


Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan maulid khusus yang hanya dibaca pada saat perayaan maulid nabi yaitu maulid syarofal Anam, dimulai dari 'Assalamu Alaika Zainal anbiya sampai hairuman' Setelah itu istirahat sebentar dan kepada masyarakat yang punya hajat mengambil berkah Srakal untuk melaksanakan gunting rambut untuk anak cucu mereka dipersilahkan bersiap-siap dan begitu jamaah berdiri dan Srakal dibacakan maka anak - anak kecil yang sudah didandani dengan dandanan yang unik diiringi dengan talam berisi kelapa muda berukir, beras kuning, minyak rambut, minyak wangi , bedak dan Gunting, digendong oleh bapaknya masing-masing keliling kepada para sesepuh dan para ulama yang menggunting rambut dengan diiringi sholawat, 


Acara ini sangat meriah dengan diikuti oleh masyarakat yang tumpah ruah menghadiri acara ini


Setelah Sarakal dan gunting rambut acara dilanjutkan dengan pembacaan 'adi falakam dan fi hubbi say, lalu ditutup dengan do'a maulid, doa khusus maulid ini dibaca dengan irama dan cara khusus serta tidak pernah dibaca di moment lain selain Maulid.


 Irama tradisional yang dilantunkan pun sangat syahdu dan sesuai dengan nafas alam Borneo yang terdiri dari sungai yang sedang surut dengan hutan dan Huma yang menghampar seperti permata zamrud khatulistiwa yang hijau menyejukkan mata. 


Dari suasana kebatinan yang muncul terasa betapa seluruh masyarakat dan alam semesta merasakan kegembiraan dan antusiasme luar biasa menyambut kehadiran Nabi dalam setiap 'adi sholawat yang dibacakan sehingga membuat suasana menjadi haru.


Bapak Iskandar Ketua Masjid Asshodiqin yang diwawancarai menjelaskan bahwa kegiatan ini dimulai dari sejak sangat pagi sampai menjelang dzuhur dan masyarakat datang dari berbagai penjuru baik di Belitang maupun daerah lain seperti engkelindang dari dalam sungai Belitang dan dari Sintang.


"Masyarakat datang dengan sangat ramai dan antusias dari berbagai penjuru baik dari Belitang Satu ini ataupun dari daerah lain seperti Engkelindang, Sintang dan daerah lainnya,"Ungkap Iskandar, ketua masjid yang punya slogan Belitang Bersinar ini.


"Ini kegiatannya maulid tradisional dan tradisi potong rambut, dimana dikegiatan ini dilantunkan dengan sangat syahdu maulid Al barzanji dan syarofal anam oleh para vokalis khusus yang telah berlatih setiap malam selama hampir sebulan sebelum acara hari ini dilaksanakan, dan para vokalis ini tidak sembarangan karena tidak semua orang bisa seperti mereka, dan bahkan mereka ini mendapat ijin dan ijazah khusus dari para pendahulu nya para sesepuh dulu," Tandas Aba Is, sapaan akrabnya ini 



Dan yang sangat rame dari kegiatan ini adalah moment dimana anak-anak berebut telur bunga berhias uang , kadang sampai dorong - dorongan nampak sekali kemeriahan sesi berebut telur ini, Sambungnya lagi


Long Alel selaku tokoh masyarakat setempat menjelaskan makna tentang telur yang dirangkai dengan bunga uang serta diletakkan dia atas nasi ketan pulut kuning tersebut.


"Telur itu simbol bayi, uang itu simbol berkah,  bunga simbol hati yang bahagia dan terharu adapun nasi ketan adalah simbol kesejahteraan keselamatan," Terang Long Alel


"Artinya hadirnya Sang Bayi yang yang Agung yaitu Rosululloh S.A.W menjadi berkah bagi semesta alam, disambut dengan hati yang terharu penuh kebahagiaan dan kelahiran beliau menjadikan sebab kesejahteraan keselamatan Rahmat bagi semesta alam,  hewan, tumbuhan, batu, angin, air, malaikat dan seisi dunia bergemuruh menyambut kelahiran Sang Pemberi Syafaat tersebut," Tandasnya


Awak media ini juga mewawancarai Haji Ade Adnan tokoh panutan Masyarakat Belitang yang sangat dihormati, beliau dan keluarga adalah salah satu yang berhajat mengambil berkah Srakal untuk potong rambut cucunya, ketika ditanya bagaimana kesan beliau pada acara ini, tokoh yang dikenal dengan panggilan Pak Nan ini mengungkapkan  


"Ada rasa terharu tiada terkira ketika melihat cucu saya dikelilingkan saat Srakal dibacakan, rasanya betul-betul terasa kehadiran Rosululloh ditengah umatnya yang sangat mencintainya, walaupun kita tinggal jauh dari negeri Arab dan tidak pernah berjumpa Secara Zahir dengan Sang Nabi Pujaan," Ungkapnya


"Terima Kasih kepada para aktivis yang masih Istiqomah menjaga dan mengawal tradisi ini, budaya adalah harga diri dan jati diri masyarakat, jika Budaya tak lagi terjaga maka kita kehilangan harga diri," Pesanya mendalam 


Diketahui selain di masjid Asshodiqin hampir semua masjid di Belitang juga melaksanakan tradisi yang sama dengan sedikit perbedaan cara.


Reporter: Angga Saputra

Editor: Is