PENA KHATULISTIWA
Juli 20, 2022, 12:05 WIB
Last Updated 2022-07-20T05:05:02Z
Nasional

PBNU Terima Kunjungan Presiden Timor Leste Ini Agendanya

Advertisement

 


Penakhatulistiwa.id (Jakarta) - Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan bertemu dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Gus Yahya menyambut Presiden Ramos-Horta di PBNU sekitar pukul 09.00 WIB.



Presiden Ramos-Horta turut serta membawa delegasinya yakni Menteri Luar Negeri, Menteri Transportasi dan Komunikasi, serta Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia.




Gus Yahya dan Presiden Ramos-Horta berdiskusi dengan terbuka dan bersahabat. Sejumlah agenda dibahas dalam diskusi di pertemuan tersebut, antara lain pencalonan NU untuk Nobel Perdamaian, kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste, dan pengusulan NU menjadi anggota The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO).



“Banyak sekali yang kami diskusikan, di antaranya agenda-agenda keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste, dan secara khusus beliau mencalonkan NU bersama dengan Muhammadiyah untuk mendapatkankan nobel perdamaian dunia,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di gedung PBNU, Rabu (20/7/22).


“Dan beliau juga mencalonkan kami untuk bergabung dengan UNESCO,” sambung dia. 



Gus Yahya mengapresiasi atas rencana pencalonan tersebut. Baginya, ini merupakan suatu kehormatan sekaligus momen yang luar biasa bagi NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.



“Seperti yang kita tahu, sebelumnya Presiden Ramos-Horta telah mencalonkan NU untuk nobel perdamaian di tahun lalu. Dan dia ingin mencalonkannya lagi. Ini merupakan suatu kehormatan bagi kita semua,” ungkapnya.



Sebelumnya, Presiden Ramos-Horta pernah mengajukan NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat peraih nobel perdamaian pada tahun 2019, namun gagal. Kali ini, ia kembali menominasikan dua organisasi ini dengan sedikit tekanan agar Komite Nobel membuka matanya pada Indonesia.


“Tahun ini, saya akan mengusulkan dua organisasi ini untuk penghargaan yang juga sangat prestisius, yakni Human Fraternity Award,” kata Presiden Ramos-Horta.



Ramos-Horta meyakini karakter masyarakat muslim Indonesia yang moderat diwakili oleh NU dan Muhammadiyah. Keyakinannya kian mantab untuk mencalonkan NU dan Muhamamdiyah sebagai kandidat nobel perdamaian dunia tahun 2022 setelah dirinya bertemu Todung Mulya Lubis, aktivis Indosia sekaligus diplomat yang berkunjung ke Dili.


“Dua organisasi ini sangat layak mendapatkan nobel perdamaian. Saya melihat sejak dulu NU dan Muhammadiyah mempunyai peran yang sangat penting dalam menyuarakan perdamaian,” jelas dia.



Sebagai informasi, Human Fraternity Award, adalah sebuah penghargaan terbaru, baru dimulai tahun 2019. Award ini diadakan, dalam konteks kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab (UEA), ketika mengadakan konferensi International Religion for Peace.



Ini pertama kalinya seorang Paus berkunjung ke semenanjung Arab. Paus pernah berkunjung ke Mesir  dan Irak, tetapi semenanjung Arab,  baru pertama kali terjadi pada tahun 2019.


Sumber: NU Online