PENA KHATULISTIWA
April 22, 2022, 20:36 WIB
Last Updated 2022-04-22T13:36:22Z
Budaya

Mempererat Persatuan Lewat Paskah Bersama Ayoung To Ketungau Kabupaten Sekadau

Advertisement

Paskah Bersama Perkumpulan Ayoung To Ketungau Kabupaten Sekadau tahun 2022

PENA KHATULISTIWA (SEKADAU) - Paguyuban atau perkumpulan Ayoung To Ketungau menggelar Paskah Bersama, Jumat (22/4) di Betang Youth Center.


Protokol kesehatan ketat diwajibkan kepada para peserta Paskah Bersama.


Acara diawali dengan misa. Dihadiri para tokoh dan ratusan warga Ketungau Tesae' dari berbagai wilayah Kabupaten Sekadau.


Ketua panitia Paskah Bersama Ayoung To Ketungau tahun 2022, Abuntono mengatakan acara tersebut dapat terselenggara atas kekompakan, partisipasi, kerjasama dan dukungan semua warga Ketungau Tease yang ada di Kabupaten Sekadau.


"Disini persatuan kita sangat kuat sekali. Seluruh biaya acara ini bersumber dari partisipasi warga Ayoung To Ketungau. Kami dari panitia bertugas menyelenggarakan saja," ucao Abuntono dalam sambutannya.


Ia berharap, tahun depan acara dapat terlaksana secara lebih meriah.


"Mohon maaf jika ada kekurangan dari kami panitia dalam pelaksanaan ini," tutur Abuntono.


Ketua Perkumpulan Ayoung To Ketungau, Paulus Subarno mengungkapkan acara tersebut sebagai momen untuk saling bertemu dan bertegur sapa, menguatkan persatuan dan kekeluargaan antar warga Ketungau Tesae'.


"Dalam kesempatan ini saya berharap agar kita melestarikan budaya, bahasa kita. Ajarkan anak-anak kita bahasa Ketungau sejak dini, jangan sampai Ketungau hilang ditelan jaman," pesan Subarno.


Anggota DPRD Kalbar yang juga warga Ketungau Tesae', Martinus Sudarno mengapresiasi terselenggaranya Paskah Bersama tersebut.


"Inilah momen kita untuk saling berjumpa, bercerita, bertukar pendapat, menguatkan kekeluargaan," kata Sudarno.


Ia mengungkapkan, suku Ketungau Tesae' merupakan salah satu yang terbesar di Kabupaten Sekadau. Perkampungan warga Ketungau Tesae' menyebar mengelilingi wilayah Kabupaten Sekadau.


"Maka dari itu kita perlu menjaga persatuan dan budaya kita. Supaya anak cucu kita nanti jangan sampai tidak bisa bahasa Ketungau," tutup Sudarno.*


Red