PENA KHATULISTIWA
Juli 26, 2021, 18:04 WIB
Last Updated 2021-07-26T11:04:09Z
BeritaIP3KPemdaSekadau

Panen Padi di Timpuk, Wabup Pastikan IP3K bukan Omong Kosong

Advertisement

Panen padi perdana di poktan Harapan Jaya Desa Timpuk

PENA KHATULISTIWA (SEKADAU) - Wakil Bupati Sekadau, Subandrio mengikuti panen perdana padi milik kelompok tani Harapan Jaya, Dusun Beringin Maju, Desa Timpuk, Kecamatan Sekadau Hilir, Senin (26/7).


Ketua Poktan Harapan Jaya, Tumijan mengatakan hasil panen padi hingga saat ini cukup baik.


Per hektar sawah, kata Tumijan, menghasilkan gabah sekitar lima ton. Namun, menurutnya hasil panen masih bisa ditingkatkan jika ditunjang dengan pupuk yang memadai.


"Rata-rata produksi lima ton per hektar. Kendala yang kami hadapi diantaranya hama walang sangit, tikus. Tikus ini sangat kewalahan kami dibuatnya.Kami harapkan bapak-bapak dapat memberikan solusi," ujar Tumijan dalam sambutannya.


Kendala lain, tambah Tumijan, adalah soal pupuk. Petani, kata dia, cukup kewalahan kalau membeli langsung ke toko. Namun, melalui kelompok tani harga pupuk relatif lebih rendah karena disubsidi.


"Masalah penjualan beras juga pak. Setelah panen raya harga beras biasanya turun karena produksinya melimpah, hanya 8.500 rupiah per kilogram. Mohon bagaimana supaya kami jual beras harganya bisa stabil," ucap Tumijan.


Kepala Desa Timpuk, Yosef Tiyos menjelaskan sebagian besar warga Desa Timpuk merupakan petani. Ia juga mengakui kesulitan pemasaran hasil panen padi.


"Saya sendiri juga punya sawah. Kalau panen kami susah pasarkan. Biasanya sampai ke Semuntai, Mukok, Kembayan, Belitang Hilir sampai Belitang Hulu bahkan Sintang," jelas Yosef.


Persoalan hama juga menjadi momok petani. Harga insektisida, kata Yosef, cukup mahal. 


"Setahun kami tiga kali panen. Panen kedua kadang tidak dapat padi. Lahan dua hektar biasanya dua ton, sekarang hanya 700-an kilogram," tutur Yosef.


Masalah pengairan juga dialami petani Timpuk. Sebab, petani disana mengandalkan sawah tadah hujan. Apalagi saat ini curah hujan rendah.


"Kalau tidak ada hujan petani tidak bisa menggarap sawah," terang Yosef.


Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sekadau, Sandae mengatakan Pemkab Sekadau memiliki workshop alsintan. Workshop ini dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani meminjam alsintan seperti handtraktor, mesin perontok, untuk menggarap lahan.


"Saya harapkan teman-teman PPL tetap semangat membina petani dalam rangka mendukung program unggulan IP3K," pinta Sandae.


Wakil Bupati Sekadau, Subandrio menegaskan program unggulan IP3K tidak akan hanya di atas kertas atau dipampang di baliho saja. Program ini dipastikan akan berjalan.


"Karena itu rekan-rekan PPL merulakan ujung tombak dalam membina petani di kapangan. PPL akan kita upgrade, beri pelatihan lagi untuk menambah ilmu. PPL harus mampu menjawab kebutuhan petani. Jangan sampai PPL kalah ilmunya dari petani. Kesejahteraan PPL akan ditingkatkan supaya makin semangat," ucap Wabup.


Ke depan, ujar Wabup, dana APBD akan lebih fokus pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan selain bidang infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Porsi anggaran untuk pertanian dan perkebunan akan lebih besar.


"Uang kita akan habis untuk petani. Supaya semua merasakan manfaatnya," kata Wabup.


Pemkab Sekadau akan memberikan bantuan pupuk kepada petani padi melalui kelompok.


Petani juga tidak perlu lagi memusingkan kemana menjual hasil panen dengan harga stabil.


"Tahun ini juga kita rancang koperasi untuk menampung hasil panen petani. Nanti koperasi ini yang menjual kembali. Koperasi tidak ambil untunf, hanya sebagai transit saja," papar Wabup.


Wabup juga menjelaskan, empat desa di wilayah Seberang Kapuas yakni Semabi, Landau Kodah, Timpuk dan Merbang akan dijadikan lumbung pangan Kabupaten Sekadau. Daerah lainnya yang berpotensi juga tidak menutup kemungkinan.


"Daerah-daerah ini lah yang akan kita intensifkan, kita genjot terus supaya cita-cita kita tidak hanya di atas kertas saja," pungkas Wabup.*


BGP