PENA KHATULISTIWA
Juli 31, 2022, 08:55 WIB
Last Updated 2022-08-01T02:22:53Z
Artikel

Paulus Subarno Nyanyi Aron Joget. Kemeriahan Peresmian Gereja Katolik Kristus Raja Empaong

Advertisement

 

Paulus Subarno saat  menyanyikan lagu 'Yon di Tayon' Foto: Iwan Soleh

Penakhatulistiwa.id (Sekadau) - Keseruan Masyarakat saat menyambut para Tokoh dan Pejabat Daerah pada saat peresmian Gereja Khatolik Kristus Raja Empaong, Dusun Selintah Desa Tinting Boyok, Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau. Sabtu(31/07/22)


Hadir pada acara tersebut Bupati Sekadau Aron, S.H,. Anggota DPRD Sekadau Fraksi Hanura  Paulus Subarno,. Anggota DPR Provinsi Kalbar Fraksi PDIP Martinus Sudarno,. Anggota DPRD Sekadau Fraksi Demokrat Hasan M.E,. dan Jeffray Raja Tugam,. Serta Pemimpin Umat Keuskupan Sanggau Mgr. Julius Giulio Mencuccini, C.P. dan Sejumlah tokoh dan kepala SKPD dilingkungan Pemkab Sekadau


Kehadiran para pejabat daerah tersebut disambut dengan upacara Adat suku Dayak setempat, mulai dari pancung buluh muda (Pancung Bambu Muda) menginjak telur, taburan beras kuning, tarian adat serta nyumpit tuak.


Acara tersebut dimulai dengan upacara pemberkatan Gereja oleh Uskup, dan Missa perdana.


Setelah acara inti dari peresmian Gereja tersebut, Uskup Julius Giulio Mencuccini, Bupati Sekadau Aron, Anggota DPRD Paulus Subarno, DPR Provinsi Martinus Sudarno, Hasan dan Jeffray Raja Tugam, dipersilahkan untuk mengikuti tradisi Nyumpit Tuak

Uskup, Bupati Aron, Paulus Subarno dan Martinus Sudarno saat saling tunjuk siapa duluan Nyumpit Tuak. Foto: Dok Iwan Soleh

Korior Info ni! Nyumpit Tuak merupakan tradisi wajib disetiap acara Adat masyarakat Dayak, terutama pada upacara keagamaan upacara adat dan lain-lain.


Nyumpit Tuak biasanya ada pada acara pesta panen, Gawai Dayak, Pernikahan sampai menyambut tamu istimewa, 


Yumpit Tuak, yang artinya meminum tuak dari dalam Tempayan (Guci) dengan menggunakan sumpit atau sedotan dari bambu. Biasanya setiap tempayan berisikan 10 sampai 15 liter tuak untuk diminum bersama-sama dengan sumpit,  dalam satu tempayan ada berisi empat buah sumpit.

(..)


Disini para tamu harus bergantian meminum tuak tersebut disertai dengan sorakan dan tabuhan Gong, Jika satu orang sudah memulai maka berapa banyak yang sudah diminum akan di ukur untuk selanjutnya diminum dengan ukuran yang sama dengan yang pertama tadi.


Lanjut acara peresmian tadi, Bupati Aron, Uskup, Martinus Sudarno dan Paulus Subarno ditantang untuk menghadapi satu tempayang berisi tuak, Mereka secara bergantian meminumnya. Sontak momen tersebut di sorak oleh masyarakat yang hadir.


Sebagai penghormatan yang terlebih dahulu meminumnya adalah Uskup Julius Giulio Mencuccini, kemudian dilanjutkan Aron,


Saat sang Bupati Mulai meminum, tabuhan Gong serta sorakan masyarakat pun riuh di tempat itu, Tak hanya Masyarakat Paulus Subarno dan Martinus Sudarno juga menyorakan sang Bupati, 


Begitu sebaliknya, saat giliran Paulus Subarno dan Martinus Sudarno, sang Bupati meng elus-elus punggung Subarno tanda memberi semangat!

Aron saat Nyumpit Tuak, 


Hingga riuhnya  kebersamaan pun pecah saat itu dan saling tertawa!. Acara kemudian dilanjutkan dengan Hiburan Masyarakat,


Sebelum rombongan meninggalkan tempat acara, MC pada acara itu meminta agar Paulus Subarno menyumbangkan sebuah lagu, hal tersebutpun disambut oleh Pria yang akrab disapa Ngah Barno itu,


Ngah Barno pun meminta kepada Bupati untuk ikut berjoget pada saat dirinya bernyanyi. Hal tersebut juga demikian Aron sang Bupati juga turut menyumbangkan lagu satu panggung dengan Martinus Sudarno, Uskup.


Usai acara tersebut rombongan kemudian meninggalkan tempat acara.


Iwan.