PENA KHATULISTIWA
Januari 10, 2022, 05:19 WIB
Last Updated 2022-01-09T22:19:34Z

Sengkolan, Manik Beladau Tradisi Unik Orang Sekadau Saat Hendak Melaksanakan Hajatan

Advertisement

 

Tradisi unik turun temurun mandi beladau atau sengkolan oleh masyarakat sekadau (foto by shity)

PENAKHATULISTIWA.ID, (SEKADAU)- Tradisi Sengkolan, Atau Bisa Juga Disebut 'Manik Beladau' Merupakan Tradisi Masyarakat Adat Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).


Sebagian masyarakat di Sekadau yang memiliki tradisi tersebut yakni masyarakat Suku Melayu dan Masyarakat Suku Senganan. Suku Senganan memiliki tradisi atau kebiasaan yang tak jauh berbeda dari suku melayu.


Bahkan masyarakat  juga menyebut Suku Senganan adalah bagian dari suku Melayu (Bangsa Melayu), menurut cerita orang tua jaman dahulu Suku Senganan merupakan keturunan suku Dayak, karna bagi masyarakat Dayak di Sekadau kala itu apabila seorang dari suku dayak masuk agama islam, maka akan disebut masuk Senganan, atau boleh di artikan dengan Suku Dayak Beragama Islam, 


Terlepas dari itu semua perbedaan suku tidak pernah menjadi masalah bagi masyarakat Kabupaten sekadau. 


Kembali ke tradisi Manik Beladau, manik itu artinya mandi,  tradisi tersebut biasanya dilakukan pada saat seseorang itu akan melaksanakan suatu hajatan tertentu yakni melaksanakan perkawinan, tujuh bulanan, dan khitan (sunatan). 


Tradisi tersebut biasanya diawali dengan mandi dengan air bunga dari berbagai jenis, dan dimandikan oleh 3 orang secara bergantian menyirami seorang tersebut, setelah selesai kemudian dikelilingi dengan asap dari bakaran bara api yang ditaruh dipiring kemudian ditaburi garam.  


Tak hanya disitu setelah selesai mandi beladau, seorang tersebut akan di dudukan diatas alas dari kain dan di dalamnya berisi beras dan ketiga orang yang memandikan-nya tadi masing-masing memberikan doa kepada orang tersebut, bagi yang akan melaksanakan pernikahan agar langgeng hingga maut memisahkan, bagi yang hamil tujuh bulanan agar melahirkan dengan selamat dan anak yang soleh dan solehah, kemudian bagi yang akan melaksanakan Khitanan agar lancar cepat sembuh sehat lagi soleh.


Acara kemudian di tutup dengan Doa selamat dan tolak bala, yang dibacakan oleh pemuka agama setempat


Hal inilah yang dilaksanakan oleh salah seorang warga di rt 16 Desa Mungguk, kecamatan sekadau hilir, kabupaten sekadau,  yang akan mengKhitankan anaknya. 


Tradisi unik tersebut merupakan warisan para leluhur jaman dahulu, merupakan suatu keharusan bagi kita untuk mempertahankanya.


Penulis: Iwan Soleh